Sabtu, 11 April 2015

Maulid dan Tahlilan itu tidak bid'ah, bahkan bisa dikatakan sunnah.




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 
 السلام عليكم

Berikut ini isi kultwit di twitter saya @fauzul_BN yang saya rangkum dan saya sempurnakan bahasanya di blog saya ini. 

kultwit ini saya buat bukan untuk menentang siapapun, melainkan bertujuan untuk meluruskan paham kita tentang Maulid dan Tahlilan? yang dimana sering sekali umat muslim khususnya di Indonesia meributkan sesuatu tentang hal tersebut. 

Ada yang membid'ahkan, mengkafirkan, bahkan membolehkan.

Saya harap pembaca benar - benar mau berpikiran terbuka ketika membaca postingan saya ini, sehingga bisa memahami isi dari postingan saya ini, kemudian dapat bijaksana dalam berkomentar menanggapi postingan saya ini.

Berikut isi kultwit yang saya maksud:


  Kali ini saya mau kultwit ah tentang Maulid dan Tahlilan, apakah bid'ah? 
 
 
Acara maulid nabi S.A.W di Indonesia ini bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Nabi S.A.W


Kenapa harus dibilang bid'ah? Dalam hadits yang shahih Nabi S.A.W pun mengakui bahwa beliau SAW pun sering memperingati hari kelahirannya
 
Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin 
 
 lantas beliau SAW

 ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيه

 Artinya: “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
 
 
Dari hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa Rasulullah SAW pernah memperingati hari lahir beliau SAW dengan cara berpuasa pada hari senin. 

 
Kenapa memperingati hari lahir Nabi SAW dibilang bid'ah dholalah? kalau Nabi S.A.W sendiri pernah mencontohkan hal tersebut?


Mungkin yang dimaksud orang - orang yang mengaku bermannhaj salaf bid'ah itu adalah cara memperingatinya kali ya? yah tapi tergantung juga
 
 
Bagaimana kalau cara memperingatinya berkumpul di suatu majelis, mengundang alim ulama untuk mengkaji ilmu, berdzikir dan bersholawat?
 
 
Ada beberapa yang bilang bid'ah. Tapi apakah berkumpul di sebuah majelis, berdzikir dan bersholawat itu pernah dilarang Nabi SAW? 

Tidak! justru hal itu diperintahkan oleh Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
"Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang ada di sisiNya."
 
(HR Muslim, no. 2700.)
 
Dapat kita simpulkan, bahwa jika kita memperingati hari kelahiran Nabi SAW dengan cara dzikir+sholawat+kumpul di suatu majelis itu berarti kita telah mengerjakan beberapa amalan sunnah yang sekaligus
 

Karena dzikir, sholawat, berkumpul di majlis,  memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW itu adalah amalan - amalan yang pernah dicontohkan Nabi SAW
 
 

Maka Maulid Nabi Muhammad SAW itu tidak dapat kita katakan bid'ah, bahkan bisa kita katakan sunnah.
 
 
Sekalipun hal tersebut bid'ah, maka bisa kita katakan Bid'ah hasanah seperti yang saya jelaskan di postingan saya berikut ini
 
 
Lalu kemudian Tahlilan? apakah bid'ah dholalah? 


Jika kita pernah membaca sirrah nabawi, tentu kita tidak asing dengan nama "Latta" dan "uza"


Latta dan Uzza adalah nama berhala di zaman jahiliyah


Pada zaman Jahiliyah ucapan "bismillatta" dan "bismil uza" sudah menjadi ucapan yang membudaya di kalangan orang - orang Jahiliyah



Hadirnya Rasulullah S.A.W merubah ucapan "bismillatta" dan "bismil uza" yg telah membudaya itu menjadi ucapan "Bismillahirrahmanirrahim"


 
Itu artinya Rasulullah SAW pernah mencontohkan merubah sebua budaya yang buruk menjadi sebuah budaya yang sesuai syari'at islam 
 
 
Sekali lagi kisah tersebut menunjukan bahwa Rasulullah SAW pernah  melakukan perubahan sebuah budaya.
 
 
Tahlilan dengan cara kumpul - kumpul di rumah si mayit dulunya adalah sebuah budaya Hindu


Lalu para wali merubah sebuah budaya itu menjadi sesuai syariat islam, Dan jadilah Tahlilan


Dengan maksud dakwah, para wali telah cukup banyak merubah sebuah budaya di negara ini lebih sesuai syariat islam. Salah satunya adalah Tahlilan


Disitulah kita harus lihat isi,  jangan hanya menjudge karena Nabi tidak pernah tahlilan lalu kita bilang bid'ah



Analoginya begini : Kegiatan Tahlilan itu  diisi dengan baca Qur'an, saling mendoakan, silatilurahmi, yg semua isinya itu pernah dicontohkan Rasulullah SAW


Sama seperti kita twitteran, Facebook-an, dsb. Kalau kita Twitter-an, Faecbook-an, dengan tujuan dakwah, syiar, tentu menjadi sesuai syariat walaupun Nabi SAW gak pernah twitter-an dan facebook-an.



Intinya kita jangan gampang membid'ahkan suatu amalan, kaji dulu sejarah, tuiuan dan isi dari amalan tersebut.
 
 
 
Wallahu a'alam
 
 
Fauzul Bachrie Nuralief
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar